Oleh: Dr. H. Muhtar Ikhsan, Sp.P(K), MARS
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia.
Marilah kita senantiasa bersyukur kepada Allah Swt. atas segala nikmat dan karuniaNya, Taufik dan HidayahNya, serta Ridho dan InayahNya kepada kita semua, khususnya pada pagi hari ini, kita semua masih mendapat kesempatan dan kesehatan, dapat menghadiri jamaah sholat Idul Adha tahun 1434 H/2013 M. Sholawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman.
Selanjutnya juga marilah kita senantiasa bertaqwa kepada Allah Swt. dengan sebenar-benarnya taqwa, yaitu taat menjalankan perintah Allah Swt. dan menjauhi semua larangan-Nya, baik dalam keadaan sedih maupun gembira, lapang maupun kesempitan, dan juga dalam keadaan ramai ataupun sepi. Sebab taqwa adalah kewajiban bagi semua umat Islam yang tidak boleh ditunda-tunda, dan akan menjadikan kita mulia disisi Allah Swt. sebagaimana firmanNya :
Artinya: “Sesungguhnya yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah, adalah yang paling bertaqwa diantara kamu”.
Saudara-saaudara kaum Muslimin yang berbahagia.
Pada hari ini kita berada di hari yang besar, hari yang membahagiakan, yaitu Hari Raya Idul Adha. Sejak tadi malam, kita semua telah mengumandangkan takbir, tahmid dan tasbih, dalam menyongsong datangnya hari yang sangat mulia ini. Allahu Akbar, Allah Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Penyayang lagi Maha Bijaksana. Selain Allah akan mengalami kebinasaan, hanya Allah-lah Yang Kekal dan Abadi.
Sungguh berbahagia orang yang selalu ingat kepadda Allah Swt. dengan banyak mengucapkan dzikir, istighfar serta bershalawat kepada Rasulullah Saw, pada hari yang ke-10 bulan Dzulhijjah ini, dan telah menjalani puasa pada hari Tarwiyah dan Arafah, yakni pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Saw. Bersabda:
Artinya: “ Dari Abi Qatadah Ra, ia berkata, telah ditanya Rasulullah Saw. tentang puasa Arafah. Nabi menjawab: (pahalanya) ialah dibebaskan (dosa-dosanya) selama satu tahun yang telah lewat dan akan datang”.
Allah Swt. telah mengangkat dan mengagungkan hari raya Idul Adha sebagai bagian rangkaian dari Ibadah Haji. Pada hari ini semua orang yang menjalankan Ibadah Haji berkumpul menjadi satu di tanah Mina perlu menyempurnakan ibadah hajinya dan bertaqarrub atau mendekatkan diri beribadah kepada Allah Swt. dengan menyembelih hewan kurban serta mengeraskan suara, seraya berdoa dan memuji kepada Allah Swt. Mereka menghidup-hidupkan sunnah Nabi Ibrahim As dengan menyembelih hewan kurban di hari yang suci dan mulia ini.
Kita ketahui bersama, bahwa disyariatkannya menyembelih kurban pada hari raya Idul Adha ini adalah untuk mengenang kembali peristiwa yang terjadi pada Nabi Ibrahim As. Suatu ujian yang berat sekali telah diujikan Allah Swt. kepada beliau. Untuk mengetahui berapa besar keyakinan dan keimanan Nabi Ibrahim As, Allah Swt. telah memberikan perintah kepada beliau agar menyembelih anaknya yang bernama Ismail. Putera yang sangat disayangi dan menjadi buah hati selama ini, ternyata harus disembelih dengan tangannya sendiri. Betapa pilu rasa hatinya bila teringat akan perintah penyembelihan terhadap anaknya ini. Namun apa boleh dikata, kecintaan kepada Allah Swt. tidak boleh dikalahkan oleh kecintaan kepada anak. Perintah Allah Swt. untuk menyembelih anaknya harus dilaksanakan, meskipun dengan hati yang sangat berat.
Ismail puteranya lalu dipanggil dan diberitahu mengenai perintah Allah Swt. itu. Menurut perkiraan semula, Ismail akan takut dan menolak perintah Allah Swt. tersebut. Namun ternyata Ismail, puteranya, bukannya merasa takut dan khawatir, melainkan justru mendorong ayahnya, yaitu Nabi Ibrahim As, untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Allah Swt. Nabi Ismail telah pasrah, menyerahkan semua <http://sen.ua> yang akan terjadi atas dirinya kepada Allah Swt. Begitu pula Nabi Ibrahim As. pun akhirnya menjadi mantap dan ikhlas melaksanakan perintah Allah Swt. dengan menyembelih Ismail, puteranya yang tercinta di Mina. Peristiwa tersebut dapat kita baca dalam Al-Quran surat Ash-Shaffat ayat 102 :
Artinya :
Ibrahim berkata : "Hai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu !"Ia menjawab: "Hai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya Allah Swt. kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia.
Berkat keteguhan dan keikhlasan Nabi Ibrahim dalam melaksanakan perintah Allah Swt. inilah, maka pisau yang digunakan menyembelih ini ternyata tidak mempan, meskipun telah dilakukan berkali-kali. Kemudian Allah Swt. mengutus kepada malaikat Jibril untuk mengganti Ismail dengan domba dari surga. Oleh karena itu, mengambil ibarat dari peristiwa ini, kaum muslimin disyariatkan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang telah dengan ikhlas lahir dan batin mengorbankan anaknya, sehingga Allah Swt. menggantinya dengan domba dari surga.
Kini hari raya Kurban telah tiba. Maka bagi kaum muslimin yang telah mampu menyembelih kurban, hendaklah melaksanakannya tanpa ragu-ragu sebagai usaha untuk bertaqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah Swt. Di samping itu dengan melaksanakan kurban ini, kita bisa memberi bantuan kepada fakir miskin yang hidupnya serba kekurangan. Sudah barang tentu hal ini akan memberikan pengaruh yang baik kepada golongan fakir miskin, sehingga hilanglah jurang pemisah antara yang punya dan tidak punya, yang akhirnya kedua golongan ini akan hidup berdampingan dengan penuh persaudaraan dan saling tolong menolong.
Dalam sebuah hadits yang bersumber dari Ibnu Abbas, Rasulullah telah bersabda :
Artinya :” Tidak ada amal dari keturunan anak Adam (manusia) pada hari Kurban (atau tanggal 10 Dzulhijjah) yang lebih disenangi oleh Allah Swt. daripada mengalirkan darah kurban. Karena sesungguhnya hewan yang dijadikan kurban itu pasti datang (didatangkan) pada hari kiamat dalam keadaan sempurna dengan tanduk-tanduknya, kukunya dan bulu-bulunya. Dan sesungguhnya darah itu akan jatuh dari Allah Swt. pada suatu tempat sebelum jatuh menetes ke bumi. Maka bersihkanlah jiwa kalian dengan kurban.”
Yang dimaksud hadits di atas adalah, amal yang paling dicintai oleh Allah Swt. pada hari kurban adalah menyembelih hewan kurban. Pahala kurban itu akan diberikan oleh Allah Swt. sebelum darah kurban menetes ke bumi. Tetapi pahala semulia itu bisa diperoleh jika kita mau melaksanakannya dengan ikhlas, tanpa dicampuri dengan maksud-maksud lain kecuali karena Allah Swt. semata.
Di dalam hadits lain yang bersumber dari Zaid bin Arqam, para sahabat Rasulullah Saw. bertanya mengenai kurban ini. Lalu beliau bersabda :
Artinya :
“Ini adalah Sunnah dari bapak kalian, Nabi Ibrahim. Lalu mereka bertanya: "Apakah ada bagi kami di dalam kurban itu, ya Pasulullah ?" Beliau bersabda : "Setiap rambut merupakan kebajikan". Mereka bertanya lagi : "Lalu kalau bulu ?" Beliau bersabda : "Dengan setiap rambut dari bulu adalah kebajikan". (Hadits riwayat Ibnu Majah dan Hakim)
Saudara-saudara kaum Muslimin yang berbahagia.
Dalam kesempatan ini saya mengajak kepada semua kaum muslimin yang telah mampu berkorban, marilah kita laksanakan perintah Allah Swt. ini dengan penuh keikhlasan. Kita hilangkan keragu-raguan mengenai janji Allah Swt. kepada orang yang mau berkorban. Allah Swt. pasti akan membalas vang lebih banyak dan lebih besar dari pada apa yang telah kita kurbankan.
Sekarang kita masih ada kesempatan untuk berkurban. Sebab waktu menyembelih kurban adalah dimulai setelah selesai mengerjakan shalat hari raya Idul Adha hingga 3 hari sesudahnya, yaitu sampai habisnya hari Tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah. Marilah kita berkurban dengan menyembelih domba, lembu atau kerbau, menurut kemampuan kita masing-masing. Janganlah kita mengingkari perintah Allah Swt. kalau kita tidak ingin disebut sebagai orang yang bakhil, orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa menghiraukan nasib saudara-saudara kita yang kurang mampu. Sedikit banyak daging kurban yang dibagi-bagikan kepada mereka, akan memberi kelegaan hati mereka dan mengurangi beban mereka di dalam menyongsong hari raya Idul Adha yang mulia ini.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia. .
Kalau kita renungkan dalam-dalam, ternyata perintah berkurban ini mengandung suatu pelajaran bahwa untuk memperoleh keridloan dari Allah Swt. itu perlu pengorbanan. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Ibrahim. Beliau memperoleh kedudukan begitu tinggi di sisi Allah Swt., sehingga mendapat julukan Kholillah atau Kekasih Allah, karena beliau telah dengan ikhlas mau mengorbankan anaknya yang bernama Ismail untuk disembelih. Berkat keteguhannya itulah Allah Swt. lalu menggantikan Ismail dengan seekor domba dari surga.
Begitu pula kalau kita ingin memperoleh keridlaan dari Allah Swt, menghasilkan cita-cita yang mulia dan memperoleh kejayaan, sudah barang tentu kita harus berani berkorban, mengorbankan harta, tenaga, waktu, pikiran dan bahkan jiwa sekalipun. Termasuk dalam hal Ibadah Haji yang sekarang sedang berlangsung di tanah suci. Seseorang tidak mungkin bisa mengerjakan ibadah haji kalau tidak berani mengorbankan harta bendanya untuk membiayai haji. Kita tidak mungkin dihormati oleh masyarakat jika kita tidak berani mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu untuk melayani kebutuhan mereka, seperti halnya yang telah banyak dilakukan oleh para ulama. Dan juga Agama Islam tidak mungkin akan bisa seperti sekarang kalau para pejuang Islam pada masa dahulu, tidak berani mengorbankan harta, tenaga dan jiwa di dalam menegakkan Islam dan memerangi orang-orang yang akan menghancurkan Islam.
Demikian hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik dari perintah berkurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Dan marilah kita berdoa kepada Allah Swt. semoga amal ibadah kita, sholat kita, puasa kita, ibadah kita, sembelihan hewan kurban kita, semuanya diterima oleh Allah Swt, dan semoga kita sekalian di tahun-tahun yang akan datang, dapat melaksanakan ibadah di tanah haramain yakni Makkatul Mukarromah dan Madinatul Munawwaroh. Semoga para jamaah dan keluarga kita yang sedang menjalani ibadah haji pada tahun ini, diberikan kemudahan dalam ibadahnya serta selamat kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
Sekarang kita masih ada kesempatan untuk berkurban. Sebab waktu menyembelih kurban adalah dimulai setelah selesai mengerjakan shalat hari raya Idul Adha hingga 3 hari sesudahnya, yaitu sampai habisnya hari Tasyriq tanggal 13 Dzulhijjah. Marilah kita berkurban dengan menyembelih domba, lembu atau kerbau, menurut kemampuan kita masing-masing. Janganlah kita mengingkari perintah Allah Swt. kalau kita tidak ingin disebut sebagai orang yang bakhil, orang yang hanya mementingkan kepentingan pribadi tanpa menghiraukan nasib saudara-saudara kita yang kurang mampu. Sedikit banyak daging kurban yang dibagi-bagikan kepada mereka, akan memberi kelegaan hati mereka dan mengurangi beban mereka di dalam menyongsong hari raya Idul Adha yang mulia ini.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia. .
Kalau kita renungkan dalam-dalam, ternyata perintah berkurban ini mengandung suatu pelajaran bahwa untuk memperoleh keridloan dari Allah Swt. itu perlu pengorbanan. Sebagaimana yang terjadi pada Nabi Ibrahim. Beliau memperoleh kedudukan begitu tinggi di sisi Allah Swt., sehingga mendapat julukan Kholillah atau Kekasih Allah, karena beliau telah dengan ikhlas mau mengorbankan anaknya yang bernama Ismail untuk disembelih. Berkat keteguhannya itulah Allah Swt. lalu menggantikan Ismail dengan seekor domba dari surga.
Begitu pula kalau kita ingin memperoleh keridlaan dari Allah Swt, menghasilkan cita-cita yang mulia dan memperoleh kejayaan, sudah barang tentu kita harus berani berkorban, mengorbankan harta, tenaga, waktu, pikiran dan bahkan jiwa sekalipun. Termasuk dalam hal Ibadah Haji yang sekarang sedang berlangsung di tanah suci. Seseorang tidak mungkin bisa mengerjakan ibadah haji kalau tidak berani mengorbankan harta bendanya untuk membiayai haji. Kita tidak mungkin dihormati oleh masyarakat jika kita tidak berani mengorbankan tenaga, pikiran dan waktu untuk melayani kebutuhan mereka, seperti halnya yang telah banyak dilakukan oleh para ulama. Dan juga Agama Islam tidak mungkin akan bisa seperti sekarang kalau para pejuang Islam pada masa dahulu, tidak berani mengorbankan harta, tenaga dan jiwa di dalam menegakkan Islam dan memerangi orang-orang yang akan menghancurkan Islam.
Demikian hikmah dan pelajaran yang dapat kita petik dari perintah berkurban setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Dan marilah kita berdoa kepada Allah Swt. semoga amal ibadah kita, sholat kita, puasa kita, ibadah kita, sembelihan hewan kurban kita, semuanya diterima oleh Allah Swt, dan semoga kita sekalian di tahun-tahun yang akan datang, dapat melaksanakan ibadah di tanah haramain yakni Makkatul Mukarromah dan Madinatul Munawwaroh. Semoga para jamaah dan keluarga kita yang sedang menjalani ibadah haji pada tahun ini, diberikan kemudahan dalam ibadahnya serta selamat kembali ke tanah air sebagai haji yang mabrur.
Aamiin Yaa Robbal Aalamiin.
aku blm pernah sholat idul adha he
ReplyDelete