(Disadur dari sebuah tulisan yg indah).
Suatu hari seluruh org tua murid diminta datang ke sekolah anaknya, untuk melihat performance/hasil karya anak msg2. Seorang ayah datang dengan enggan sedikit malas karena ini adalah anak keempatnya. Ia melihat orang tua lain begitu antusias. Dlm hati ia berkata: "Yaaah mungkin itu anak pertama mereka. Kalo ini kan anak keempat saya."
Para anak mulai memperagakan keahlian/hasil karya mereka. Mereka bernyanyi, menari, membaca puisi.
Hingga tiba saat anak bapak tersebut diminta maju. Sang ayah berpura-pura memasang wajah sumringah. Anak itu maju ditemani seorang pria yang ternyata guru mengajinya.
Sblm mulai memperagakan keahliannya sang anak berkata : "Ayah, sebenarnya saya ingin membaca Surah Al Kahfi ini seluruhnya dengan penuh. Namun karena waktu terbatas 10 menit/org, terpaksa saya meminta bapak guru untuk menyebutkan ayat-ayat berapa saja yang ia ingin saya bacakan."
Sang guru memulai dg santun: "Ayat 1 smp 5."
Anak itu dengan suara nan indah mulai melantunkan ayat 1-5, Surah Al Kahfi!
سُبْحَانَ اللّهُ. Ia bukan hanya membaca, tp penghafal Al Quran! Para penonton berdecak takjub.
Guru: "Ayat 30-35.." Seluruh wajah terpana.
Guru: "Ayat 60-65.." Seluruh hati bergetar mendengarnya.
Guru: "Ayat 100-109.." Berlinang air mata seluruh penonton melihat dan mendengar lantunan yang merdu itu. Ayahnya menangis tersedu-sedu memeluk sang anak.
Ketika sang guru bertanya: "Kenapa kamu mengaji?"
Anak itu menjawab: "Saya ingin menjadi anak yang shaleh unttk selalu mendoakan kedua orang tua saya agar mereka bisa masuk ke dalam Surga Allah".
Ayah: "Saya ayah anak ini. Saya menyekolahkan dengan harapan anak saya menjadi orang yang pintar, hebat, kelak dapat bekerja, menjadi orang kaya, membahagiakan kami dengan pangkat, jabatan dan harta bendanya kelak. Itulah impian saya. Namun hari ini anak saya membuktikan bahwa doanya tak pernah putus pada kami kedua orang tuanya. Bahwa saya terlalu memikirkan pada urusan duniawi saja. Harapan saya tidak mendidik dia kepada agamanya. Hatinya jauh lebih mulia, jauh lebih hebat karena mengharapkan kami orgtuanya dpt masuk Surga, Jannatul Firdau. Subhanallah.."
Semoga kita semua dapat memiliki waladun shalihu/shalihatun, aamien yra.
dikutip dari, BBM group
Suatu hari seluruh org tua murid diminta datang ke sekolah anaknya, untuk melihat performance/hasil karya anak msg2. Seorang ayah datang dengan enggan sedikit malas karena ini adalah anak keempatnya. Ia melihat orang tua lain begitu antusias. Dlm hati ia berkata: "Yaaah mungkin itu anak pertama mereka. Kalo ini kan anak keempat saya."
Para anak mulai memperagakan keahlian/hasil karya mereka. Mereka bernyanyi, menari, membaca puisi.
Hingga tiba saat anak bapak tersebut diminta maju. Sang ayah berpura-pura memasang wajah sumringah. Anak itu maju ditemani seorang pria yang ternyata guru mengajinya.
Sblm mulai memperagakan keahliannya sang anak berkata : "Ayah, sebenarnya saya ingin membaca Surah Al Kahfi ini seluruhnya dengan penuh. Namun karena waktu terbatas 10 menit/org, terpaksa saya meminta bapak guru untuk menyebutkan ayat-ayat berapa saja yang ia ingin saya bacakan."
Sang guru memulai dg santun: "Ayat 1 smp 5."
Anak itu dengan suara nan indah mulai melantunkan ayat 1-5, Surah Al Kahfi!
سُبْحَانَ اللّهُ. Ia bukan hanya membaca, tp penghafal Al Quran! Para penonton berdecak takjub.
Guru: "Ayat 30-35.." Seluruh wajah terpana.
Guru: "Ayat 60-65.." Seluruh hati bergetar mendengarnya.
Guru: "Ayat 100-109.." Berlinang air mata seluruh penonton melihat dan mendengar lantunan yang merdu itu. Ayahnya menangis tersedu-sedu memeluk sang anak.
Ketika sang guru bertanya: "Kenapa kamu mengaji?"
Anak itu menjawab: "Saya ingin menjadi anak yang shaleh unttk selalu mendoakan kedua orang tua saya agar mereka bisa masuk ke dalam Surga Allah".
Ayah: "Saya ayah anak ini. Saya menyekolahkan dengan harapan anak saya menjadi orang yang pintar, hebat, kelak dapat bekerja, menjadi orang kaya, membahagiakan kami dengan pangkat, jabatan dan harta bendanya kelak. Itulah impian saya. Namun hari ini anak saya membuktikan bahwa doanya tak pernah putus pada kami kedua orang tuanya. Bahwa saya terlalu memikirkan pada urusan duniawi saja. Harapan saya tidak mendidik dia kepada agamanya. Hatinya jauh lebih mulia, jauh lebih hebat karena mengharapkan kami orgtuanya dpt masuk Surga, Jannatul Firdau. Subhanallah.."
Semoga kita semua dapat memiliki waladun shalihu/shalihatun, aamien yra.
dikutip dari, BBM group
Sy Nangis bacanya..
ReplyDeleteterimakasih atas komen nya, bila putra atau putrinya masih kecil, masih ada kesempatan untuk mereka menjadi mutiara mba/mas, jadikan ia menjadi soleh dan solehah, karena hitm putihnya anak bergantung orang tuanya akan cara mendidiknya, salaam..
ReplyDelete