Aug 9, 2014
Jul 30, 2014
#RIP, Abdul Rahman Selamet 30 Juli 2014
May 27, 2014
Anakku di Kolam Renang
Apr 29, 2014
Merantaulah, Nasehat imam Syafii
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh menggenang
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gahru tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi incaran hartawan
Syair indah Imam Syafii... utk motivasi anak2 kita agar tak gentar merantau mencari keutamaan ilmu dan manfaatnya..
Apr 13, 2014
PASSPORT by Rheinald Kasali
Setiap saat mulai perkuliahan, saya selalu bertanya kepada mahasiswa berapa orang yang sudah memiliki pasport. Tidak mengherankan, ternyata hanya sekitar 5% yang mengangkat tangan. Ketika ditanya berapa yang sudah pernah naik pesawat, jawabannya melonjak tajam. Hampir 90% mahasiswa saya sudah pernah melihat awan dari atas. Ini berarti mayoritas anak-anak kita hanyalah pelancong lokal.
Maka, berbeda dengan kebanyakan dosen yang memberi tugas kertas berupa PR dan paper, di kelas-kelas yang saya asuh saya memulainya dengan memberi tugas menguruspasport. Setiap mahasiswa harus memiliki “surat ijin memasuki dunia global.”. Tanpa pasport manusia akan kesepian, cupet, terkurung dalam kesempitan, menjadi pemimpin yang steril. Dua minggu kemudian, mahasiswa sudah bisa berbangga karena punyapasport. Setelah itu mereka bertanya lagi, untuk apa pasport ini? Saya katakan, pergilah keluar negeri yang tak berbahasa Melayu. Tidak boleh ke Malaysia, Singapura, Timor Leste atau Brunei Darussalam. Pergilah sejauh yang mampu dan bisa dijangkau.
“Uang untuk beli tiketnya bagaimana, pak?”
Saya katakan saya tidak tahu. Dalam hidup ini, setahu saya hanya orang bodohlah yang selalu memulai pertanyaan hidup, apalagi memulai misi kehidupan dan tujuannya dari uang. Dan begitu seorang pemula bertanya uangnya dari mana, maka ia akan terbelenggu oleh constraint. Dan hampir pasti jawabannya hanyalah tidak ada uang, tidak bisa, dan tidak mungkin.
Pertanyaan seperti itu tak hanya ada di kepala mahasiswa, melainkan juga para dosen steril yang kurang jalan-jalan. Bagi mereka yang tak pernah melihat dunia, luar negeri terasa jauh, mahal, mewah, menembus batas kewajaran dan buang-buang uang. Maka tak heran banyak dosen yang takut sekolah ke luar negeri sehingga memilih kuliah di almamaternya sendiri. Padahal dunia yang terbuka bisa membukakan sejuta kesempatan untuk maju. Anda bisa mendapatkan sesuatu yang yang terbayangkan, pengetahuan, teknologi, kedewasaan, dan wisdom.
Namun beruntunglah, pertanyaan seperti itu tak pernah ada di kepala para pelancong, dan diantaranya adalah mahasiswa yang dikenal sebagai kelompok backpackers. Mereka adalah pemburu tiket dan penginapan super murah, menggendong ransel butut dan bersandal jepit, yang kalau kehabisan uang bekerja di warung sebagai pencuci piring. Perilaku melancong mereka sebenarnya tak ada bedanya dengan remaja-remaja Minang, Banjar, atau Bugis, yang merantau ke PulauJawa berbekal seadanya.Ini berarti tak banyak orang yang paham bahwa bepergian keluar negeri sudah tak semenyeramkan, sejauh, bahkan semewah di masa lalu.
Seorang mahasiswa asal daerah yang saya dorong pergi jauh, sekarang malah rajin bepergian. Ia bergabung ke dalam kelompok PKI (Pedagang Kaki Lima Internasional) yang tugasnya memetakan pameran-pameran besar yang dikoordinasi pemerintah. Disana mereka membuka lapak, mengambil resiko, menjajakan aneka barang kerajinan, dan pulangnya mereka jalan-jalan, ikut kursus, dan membawa dolar. Saat diwisuda, ia menghampiri saya dengan menunjukkan pasportnya yang tertera stempel imigrasi dari 35 negara. Selain kaya teori, matanya tajam mengendus peluang dan rasa percaya tinggi. Saat teman-temannya yang lulus cum-laude masih mencari kerja, ia sudah menjadi eksekutif di sebuah perusahaan besar di luar negeri.
The Next Convergence
Dalam bukunya yang berjudul The Next Convergence, penerima hadiah Nobel ekonomi Michael Spence mengatakan, dunia tengah memasuki Abad Ke tiga dari Revolusi Industri. dan sejak tahun 1950, rata-rata pendapatan penduduk dunia telah meningkat dua puluh kali lipat. Maka kendati penduduk miskin masih banyak, adalah hal yang biasa kalau kita menemukan perempuan miskin-lulusan SD dari sebuah dusun di Madura bolak-balik Surabaya-Hongkong.
Tetapi kita juga biasa menemukan mahasiswa yang hanya sibuk demo dan tak pernah keluar negeri sekalipun. Jangankan ke luar negeri, tahu harga tiket pesawat saja tidak, apalagi memilikipasport .Maka bagi saya, penting bagi para pendidik untuk membawa anak-anak didiknya melihat dunia. Berbekal lima ratus ribu rupiah, anak-anak SD dari Pontianak dapat diajak menumpang bis melewati perbatasan Entekong memasuki Kuching. Dalam jarak tempuh sembilan jam mereka sudah mendapatkan pelajaran PPKN yang sangat penting, yaitu pupusnya kebangsaan karena kita kurang urus daerah perbatasan. Rumah-rumah kumuh, jalan berlubang, pedagang kecil yang tak diurus Pemda, dan infrastruktur yang buruk ada di bagian sini. Sedangkan hal sebaliknya ada di sisi seberang. Anak-anak yang melihat dunia akan terbuka matanya dan memakai nuraninya saat memimpin bangsa di masa depan. Di universitas Indonesia, setiap mahasiswa saya diwajibkan memiliki pasport dan melihat minimal satu negara.
Dulu saya sendiri yang menjadi gembala sekaligus guide nya. Kami menembus Chiangmay dan menyaksikan penduduk miskin di Thailand dan Vietnam bertarung melawan arus globalisasi. Namun belakangan saya berubah pikiran, kalau diantar oleh dosennya, kapan memiliki keberanian dan inisiatif? Maka perjalanan penuh pertanyaan pun mereka jalani. Saat anak-anakIndonesia ketakutan tak bisa berbahasa Inggris, anak-anak Korea dan Jepang yang huruf tulisannya jauh lebih rumit dan pronounciation-nya sulit dimengerti menjelajahi dunia tanpa rasa takut. Uniknya, anak-anak didik saya yang sudah punyapasport itu 99% akhirnya dapat pergi keluar negeri. Sekali lagi, jangan tanya darimana uangnya. Mereka memutar otak untuk mendapatkan tiket, menabung, mencari losmen-losmen murah, menghubungi sponsor dan mengedarkan kotak sumbangan. Tentu saja, kalau kurang sedikit ya ditomboki dosennya sendiri.
Namun harap dimaklumi, anak-anak didik saya yang wajahnya ndeso sekalipun kini dipasportnya tertera satu dua cap imigrasi luar negeri. Apakah mereka anak-anak orang kaya yang orangtuanya mampu membelikan mereka tiket? Tentu tidak. Di UI, sebagian mahasiswa kami adalah anak PNS, bahkan tidak jarang mereka anak petani dan nelayan. Tetapi mereka tak mau kalah dengan TKW yang meski tak sepandai mereka, kini sudah pandai berbahasa asing.
Anak-anak yang ditugaskan ke luar negeri secara mandiri ternyata memiliki daya inovasi dan inisiatif yang tumbuh. Rasa percaya diri mereka bangkit. Sekembalinya dari luar negeri mereka membawa segudang pengalaman, cerita, gambar dan foto yang ternyata sangat membentuk visi mereka.
Saya pikir ada baiknya para guru mulai membiasakan anak didiknya memiliki pasport. Pasport adalah tiket untuk melihat dunia, dan berawal dari pasport pulalah seorang santri dari Jawa Timur menjadi pengusaha di luar negeri. Di Italy saya bertemu Dewi Francesca, perempuan asal Bali yang memiliki kafe yang indah di Rocca di Papa. Dan karena pasport pulalah, Yohannes Surya mendapat bea siswa di Amerika Serikat. Ayo, jangan kalah dengan Gayus Tambunan atau Nazaruddin yang baru punyapasport dari uang negara.
Rhenald Kasali
Guru Besar Universitas Indonesia
Mar 7, 2014
Ramuan Penurun Kadar Gula
Temuan resep baru dari negeri china :
Bagi yg berpenyakit diabetes gak usah susah berobat ke dokter lagi. Cukup dg MEMBLENDER 12 batang kacang panjang di campur 1 buah tomat merah. Minum dihabiskan langsung. bikin 2x sehari.
Silakan cek kadar gulanya esok hari.
Sudah banyak yg membuktikan اِ نْ شَآ ءَ اللّهُ mujarab tanpa pantangan makan lagi.
Bantu kirim brita ini ke semua kontak . Bantu mereka yg sakit diabetes agar sembuh...
والله أعلم بالصواب
Mar 2, 2014
AQIDAH & Keutamaannya
Aqidah berasal dari kata al-'aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat.
Aqidah merupakan amalan hati, yaitu kepercayaan/keyakinan hati & pembenarannya kepada sesuatu.
Adapun secara istilah syar'i Aqidah artinya yaitu iman kepada Allah, para MalaikatNya, Kitab-kitabNya, para RasulNya & kepada Hari Akhir serta beriman kepada takdir yang baik & yang buruk.
Dalam agama Islam syari'at terbagi menjadi 2
1]. I'tiqadiyah, yaitu syari'at yang berhubungan dengan keyakinan / keimanan dan amalan hati.
Seperti beriman kepada Allah, Artinya meyakini kewajiban beribadah kepada Allah, meyakini bahwa hanya Allah sajalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan meyakini tuhan-tuhan selainNya adalah batil. Inilah yang disebut Tauhid Uluhiyah.
Beriman kepada Rububiyah Allah, Artinya meyakini bahwa hanya Allah sajalah satu-satunya yang Mengatur alam semesta ini, menghidupkan & mematikan, memberi Rizki kepada seluruh makhluk.
Dan beriman kepada rukun-rukun iman yang lain, Inilah yang disebut pokok agama.
2]. Amaliyah, yaitu segala apa yang berhubungan dengan tata cara amal ibadah, seperti wudhu, shalat, zakat, puasa, haji & seluruh hukum-hukum amaliyah yang lain. Bagian inilah yang disebut cabang-cabang agama.
Amaliyah harus dibangun di atas keyakinan/Aqidah yang benar. Karena benar & rusaknya amal setiap orang tergantung kepada benar & lurusnya aqidahnya. Maka aqidah yang benar merupakan pondasi bagi bangunan agama serta merupakan syarat sahnya amal seseorang.
Allah Ta'ala berfirman [yang artinya]: "Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih & janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada TuhanNya." [QS.Al-Kahfi:110]
Dalam AlQuran Ayat-ayat yang semakna dengan Surat AlKahfi ayat 110 sangatlah banyak, diantaranya, Surat Az-Zumar ayat 2-3 dan 65. Yang kesemuanya menunjukkan bahwa semua amalan harus ikhlas, dan tidak akan diterima jika disertai kesyirikan.
Dan karena PERKARA inilah yang menjadikan PRIORITAS UTAMA perhatian Rasulullah adalah pelurusan masalah aqidah.
Demikian juga diutusnya para Rasul, dari Rasul yang pertama yaitu Nabi Nuh 'alaihis salam hingga Nabi kita Muhammad Shalallahu 'alaihi wa salam. Semua diperintahkan untuk memulai dakwah kepada ummatnya agar menyembah hanya kepada Allah semata & meninggalkan segala yang dituhankan selain Allah Ta'ala.
Allah Ta'ala berfirman [yang artinya]: Dan sungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut [ QS. An-Nahl:36]
Demikian juga Allah jelaskan dalam surat Al-A'raf ayat 59, 65, 73, 85. Semuanya memulai dakwahnya dengan seruan "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya."
Dari uraian diatas dapat kita ketahui, betapa pentingnya mempelajari Aqidah yang benar, Aqidah Tauhid... Aqidah yang dibawa RasuluLLah Shalallahu 'alaihi wa sallam dan difahami para sahabatnya..
dikutip dari, al-shofwa
Feb 21, 2014
Feb 18, 2014
Feb 16, 2014
MUI: Takwil Bencana Lewat Nomor Ayat atau Surat Adalah Salah Dan Menyesatkan
MUSIBAH meletusnya gunung Kelud rupanya dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan informasi keliru. MUI angkat bicara soal menyebarnya pesan broadcast yang mencocokkan musibah gunung Kelud dengan ayat atau surat dalam Al Qur’an.
Fahmi Salim, MA. anggota Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Pusat menyatakan bahwa takwil yang demikian ini salah dan menyesatkan.
“Nomor ayat atau nomor surat dalam Al Qur’an tidak berhubungan sama sekali dengan waktu atau tempat suatu bencana,” jelasnya kepada Islampos melalui teks tertulis (15/02/2014)
Fahmi justru mempertanyakan, metode takwil semacam itu muncul dari mana, sebab tidak ada ulama dan mufassir muktbar yang menggunakan cara takwil seperti ini.
Lebih jauh, Fahmi memberi peringatan bahwa ada ancaman yang keras terhadap mereka yang mentakwil Al Qur’an tanpa dasar yang jelas. Fahmi mengutip dua Hadits.
“Dan barangsiapa mengatakan tentang Al Qur’an dengan pendapatnya, maka bersiap-siaplah menempati tempatnya di neraka,” (HR. Turmudzi dari Ibnu Abbas).
“Barangsiapa mengatakan tentang AL Qur’an dengan pendapatnya, maka ia tetap salah walaupun pendapatnya benar,” (HR. Turmudzi dari Jundub bin Abdillah)
Fahmi juga menghimbau bahwa kewajiban umat Islam ketika ditimpa musibah adalah istirja’
“Tugas dan kewajiban kita saat terjadi musibah adalah istirja’, istighfar dan muhasabah, dosa apa yang sekiranya pernah kita buat. Wallahu a’lam,” tutupnya. [eza/islampos]
Dikutip dari, islampos.com
Feb 9, 2014
Pelajaran Mengenai KEBENCIAN
Seorang anak laki-laki mencurahkan perasaannya kepada ayahnya tentang kebenciannya kepada seorang temannya.
“Maafkan aja dia, hilangkan kebencianmu….!” Sang ayah menasehatinya.
“Nggak bisa dong Yah… Setelah apa yg dia lakukan padaku, keenakan dia kalau aku berhenti membencinya!!” Sang anak menyanggah nasihat ayahnya.
“Ok, sekarang tidurlah…
Besok pagi ada yg harus kita kerjakan…!”
Pagi hari ayah sudah menyiapkan sekarung kerikil yg digantung di pintu pagar belakang.
“Coba kamu bayangkan karung ini sebagai perwujudan temanmu. Kemudian pusatkan kebencianmu pada kepalan tanganmu. Tinjulah sekeras & sebanyak mungkin karung ini…!”
Sang anak menuruti perintah ayahnya. Hanya tiga kali pukulan dia merasa tangannya sakit.
“Sakit Yah….”
Sambil mengusap & meniup kepalan tangannya yg mulai memar & lecet.
“Apakah teman yg kaubenci di sana merasakan sakit seperti yg kauderita saat ini?”
“Tentu tidak dong Yah….”
“Begitulah yg terjadi pada hatimu anakku… Kebencianmu hanya menyakiti hatimu sendiri.
Teman yg kaubenci tidak akan menderita melebihi deritamu. Bahkan bilapun kau memukulnya, derita yg dia rasakan tidak akan melebihi derita hatimu.
Mungkin dia luka oleh pukulanmu, namun luka luarnya akan cepat sembuh, sedangkan kebencianmu tidak akan berkurang bahkan semakin besar menguasai hatimu.
Itulah juga yg terjadi saat ada seseorang membencimu. Kebenciannya tidak akan membuatmu menderita melebihi penderitaannya.
Oleh sebab itu, saudaraku...
Kasihanilah orang yg membencimu...
Bebaskan dirimu dari rasa kebencian...maka hidupmu akan jauh lebih tenang, damai dan bahagia.
dikutip dari, facebook.com/sl-book
sent from my HTC One
Jan 28, 2014
Kata-kata Bijak yang Koplak
Kalimat ini saya copy paste dari alenia terahir artikel pada link berikut, sumonggo dipun nikmati,
“Orang-orang yang mencari kebenaran itu, seperti air.. Jika dihadang, ia berbelok. Dibendung, ia akan merembes. Bahkan jika dibendung dengan menggunakan beton dalam bendungan raksasa, ia akan menguap.. Ia tidak akan pernah lelah mencari jalannya…”
link nya ini dia,
Kata-kata Bijak yang Koplak! Dasar Koplak! - Underground Tauhid
http://undergroundtauhid.com/kata-kata-bijak-yang-koplak-dasar-koplak/
Jan 24, 2014
How Differential Gear works (BEST Tutorial)
An excellent tutorial from the 1930's on the principles and development of the Differential Gear.
Untukmu yang Mengharamkan Kata “Jangan”, Adakah Engkau Telah Melupakan Kitabmu?
“Al-Qur’an itu kuno, Bu, konservatif, out of dated!. Kita telah lama hidup dalam nuansa humanis, tetapi Al-Qur’an masih menggunakan pemaksaan atas aturan tertentu yang diinginkan Tuhan dengan rupa perintah dan larangan di saat riset membuktikan kalau pemberian motivasi dan pilihan itu lebih baik. Al-Qur’an masih memakai ratusan kata ‘jangan’ di saat para psikolog dan pakar parenting telah lama meninggalkannya. Apakah Tuhan tidak paham kalau penggunaan negasi yang kasar itu dapat memicu agresifitas anak-anak, perasaan divonis, dan tertutupnya jalur dialog?“ Katanya sambil duduk di atas sofa dan kakinya diangkat ke atas meja.
Pernahkan Bapak dan Ibu sekalian membayangkan kalau pernyataan dan sikap itu terjadi pada anak kita, suatu saat nanti?
Itu mungkin saja terjadi jika kita terus menerus mendidiknya dengan pola didikan Barat yang tidak memberi batasan tegas soal aturan dan hukum. Mungkin saja anak kita menjadi demikian hanya gara-gara sejak dini ia tidak pernah dilarang atau mengenal negasi ‘jangan’.
Saat ini, sejak bergesernya teori psikoanalisa (Freud dan kawan-kawan) kemudian disusul behaviorisme (Pavlov dan kawan-kawan), isu humanism dalam mendidik anak terus disuarakan. Mereka membuang kata “Jangan” dalam proses mendidik anak-anak kita dengan alasan itu melukai rasa kemanusiaan, menjatuhkan harga diri anak pada posisi bersalah, dan menutup pintu dialog. Ini tidak menjadi masalah karena norma apapun menghargai nilai humanisme.
Tidak perlu ditutupi bahwa parenting telah menjadi barang dagangan yang laris dijual. Ada begitu banyak lembaga psikologi terapan, dari yang professional sampai yang amatiran dengan trainer yang baru lulus pelatihan kemarin sore. Promosi begitu gencar, rayuan begitu indah dan penampilan mereka begitu memukau. Mereka selalu menyarankan, salah satunya agar kita membuang kata “jangan” ketika berinteraksi dengan anak-anak. Para orang tua muda terkagum-kagum member applausa. Sebagian tampak berjilbab, bahkan jilbab besar. Sampai di sini [mungkin] juga sepertinya tidak ada yang salah.
Tetapi pertanyaan besar layak dilontarkan kepada para pendidik muslim, apalagi mereka yang terlibat dalam dakwah dan perjuangan syariat Islam. Pertanyaan itu adalah “Adakah Engkau telah melupakan Kitabmu yang di dalamnya berisi aturan-aturan tegas? Adakah engkau lupa bahwa lebih dari 500 kalimat dalam ayat Al-Qur’an menggunakan kata “jangan”?
Salah satu contoh terbaik adalah catatan Kitabullah tentang Luqman Al-Hakim, Surah Luqman ayat 12 sampai 19. Kisah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang Dia beri hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“walaqod ataina luqmanal hikmah..” dst)
Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya “Wahai anakku, JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.
Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “laa” (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”
Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) “esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.
Adakah pribadi psikolog atau pakar patenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada. Luqman bukan nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog kita temukan dalam kitabullah itu.
Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang, tetapi karena lebih memilih berdamai. Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya. Dan, kelak, ia tidak berzina bukan karena takut dosa, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya.
Anak-anak hasil didikan tanpa “jangan” berisiko tidak punya “sense of syariah” dan keterikatan hukum. Mereka akan sangat tidak peduli melihat kemaksiyatan bertebaran karena dalam hatinya berkata “itu pilihan mereka, saya tidak demikian”. Mereka bungkam melihat penistaan agama karena otaknya berbunyi “mereka memang begitu, yang penting saya tidak melakukannya”.
Itulah sebenar-benar paham liberal, yang ‘humanis’, toleran, dan menghargai pilihan-pilihan.
Jadi, yakini dan praktikkanlah teori parenting Barat itu agar anak-anak kita tumbuh menjadi generasi liberal. Simpan saja Al-Qur’an di lemari paling dalam dan tunggulah suatu saat akan datang suatu pemandangan yang sama seperti kutipan kalimat di awal tulisan ini.
dikutip dari, http://bit.ly/1fbkyNN
Jan 23, 2014
Teman, Kawan, Sahabat, whatever..
Nasehat yg sangat berkesan.
Sesama Hewan Landak tidak mungkin saling merapat satu dengan lainnya.
Duri duri tajam yg mengitari tubuhnya adalah penghalang utama mereka untuk melakukan hal di atas. Bahkan kepada anak kandungnya sendiri....
Ketika musim dingin tiba, membawa hembusan badai salju susul menyusul, serta cuaca dingin yg menggigit tulang, dalam kondisi kritis seperti ini, para landak itu terpaksa saling merapat satu dengan lainnya, demi menghangatkan tubuh2 nya meski mereka harus berjuang menahan perih dan sakitnya duri2 landak lain yg menusuk, melukai kulit2 mereka.
Jika sekawanan landak itu telah merasakan sedikit kehangatan, segera saja mereka saling menjauh, namun jika rasa dingin kembali merasuk ke dalam tubuh mereka, mereka akan segera merapat lagi... dan demikianlah seterusnya.
sepanjang malam, landak2 itu disibukan oleh kegiatan saling menjauh dan saling mendekat.
Merapat terlalu lama akan menimpakan atas mereka benyak luka. Sementara jika mereka saling menjauh dalam waktu yg lama justru bisa saja rasa dingin menewaskan mereka.
Demikianlah keadaan kita manusia dalam hubungan interaksi sosial antara sesama kita dalam hidup ini, tentu tak seorang manusiapun terbebas dari duri2 (kesalahan2) yg mengitari dirinya, demikian halnya org lain...
Tentu mereka sama sekali tidak akan dapat merasakan kehangatan jika mereka tidak rela bersabar menanggung perihnya duri2 (kesalahan) org lain pada saat saling merapat.
Oleh karena itulah:
Siapa saja yg hendak mencari sahabat tanpa kesalahan, niscaya ia akan hidup sebatang kara.
Dan barang siapa yg ingin mencari pendamping hidup sempurna tanpa kekurangan, niscaya ia akan hidup membujang.
Dan barang siapa yg berusaha mencari saudara tanpa problema, niscaya ia akan hidup dalam pencarian yg tiada akhirnya.
Barang siapa yg hendak mencari kerabat yg ideal dan sempurna, niscaya ia akan lalui seluruh hidupnya dalam permusuhan.
Maka, bersabarlah menanggung perihnya kesalahan orang lain, agar kita dapat mengembalikan keseimbangan dalam hidup ini.
Camkanlah ....jika engkau ingin hidup bahagia, jangan menafsirkan segala sesuatu, jangan pula terlalu kritis pada segala hal, serta jangan terlalu jeli meneliti segala sesuatu.
Sebab jika seseorang jeli meneliti asal usul berlian, ia akan mendapti ternyata berlian itu bermula dari bongkahan batu hitam.
***
Diterjemahkan dari faedah yg dishare oleh Syekh Abu Muhammad as - Sulmiy -hafizhohullah -
Diterjemahkan oleh akhukum Fadlan Akbar, Lc
Jan 22, 2014
Nabi Musa a.s.
Diantara kisah para nabi yang paling banyak Allah kisahkan dalam AlQuran adalah kisahnya Nabi Musa 'alaihis shalatu was salam. Dr. Utsman al-Khamis berkata [yang artinya]:
Nama beliau [Nabi Musa 'alaihis shalatu was salam] disebut berulang-ulang dalam kitab Allah (Alquran) menunjukkan bahwa Allah menginginkan agar kita selalu merenungkan keadaan beliau, kesulitan yang beliau jumpai, rasa capek beliau, setiap gangguan dan ujian yang beliau hadapi.
[Fa biHudahum, Dr. Utsman al-Khamis, hlm. 327]
Beliau adalah Musa bin Imran, dan masih keturunan Nabi Ya'qub 'alaihis shalatu was salam. Allah tegaskan dalam Alquran bahwa beliau termasuk orang yang sangat banyak mendapatkan ujian kehidupan. Allah berfirman [yang artinya]
Dan Kami telah memberikan cobaan kepadammu dengan berbagai macam cobaan. [QS. Taha: 40]
Dalam Alquran, Allah menyebutkan beberapa doa yang dipanjatkan Musa 'alaihis shalatu was salam ketika sedang ditimpa cobaan dan kesusahan. Doa-doa itu beliau panjatkan dalam setiap kesempatan yang berbeda. Namun ada SATU DOA YANG SANGAT MENAKJUBKAN, doa yang mengobati sekian banyak kegelisahan yang dialami oleh Musa, doa yang menjadi sebab Allah MENGGANTI MUSIBAH dan cobaan yang menimpa DENGAN KEUTAMAAN.
رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِير
"Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku" [QS. Al-Qashas: 24]
Doa ini diucapkan Musa ketika beliau berada di kondisi serba susah. Diliputi rasa cemas dan ketakutan. Bagi orang awam, keadaan itu mungkin sudah dianggap puncak ujian, seolah tidak ada lagi harapan untuk hidup.
Dalam surat al-Qashash, Allah menceritakan kisah Nabi Musa 'alaihis shalatu was salam dari ayat 3 hingga ayat 43. Dan diantara musibah dan cobaan yang Allah ujikan kepada Nabi Musa 'alaihis shalatu was salam adalah
Beliau lahir ketika bangsa Bani Israil dijajah dan ditindas habis oleh Fir'aun.
Beliau lahir ketika Fir'aun membuat aturan yang memerintahkan untuk mebunuh setiap bayi laki-laki yang lahir.
Dengan aturan tersebut Firaun membuat lemah setiap sendi kehidupan bani Israil, seolah tidak ada harapan untuk bisa bangkit memperjuangkan kemerdekaannya.
Setelah dilahirkan ibunya, Allah perintahkan ibunya untuk melabuhkan Musa ke sungai.
Diselamatkan oleh Asiyah istri Firaun. Musa kecil tumbuh di tengah-tengah calon musuh besarnya.
Setelah besar, Musa menjadi buronan Fir'aun karena tidak sengaja membunuh pengikut Firaun ketika berusaha membantu lelaki bani Israil yang rebutan air dengan korban. Musa melarikan diri dari kerajaan Firaun.
Dengan penuh ketakutan, Musa keluar dari mesir menuju negeri Madyan hanya dengan berjalan kaki tanpa membawa bekal.
Di saat sedang istirahat setelah berjalan kaki dari mesir Musa membantu dua wanita yang mengantri untuk mengambil air untuk ternaknya karena mereka tidak mampu melakukannya.
Di saat itulah, Musa merasa sangat membutuhkan pertolongan dan bantuan. Tapi tiada lagi tempat mengadu, tidak ada keluarga, tidak ada pekerjaan, tidak mungkin kembali ke Mesir dalam waktu dekat. Di saat itulah, Musa merasa sangat butuh pertolongan Tuhannya. Di bawah teduh pepohonan, beliau berdoa,
فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِير
Musa memberi minum ternak itu untuk menolong kedua wanita itu, kemudian dia duduk di tempat yang teduh lalu berdoa: "Ya Tuhanku Sesungguhnya aku sangat membutuhkan setiap kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku." (QS. Al-Qashas: 24).
Setelah mengucapkan doa tersebut, pertolongan dari Allah pun datang:
Salah satu diantara wanita yang ditolong Musa, menawarkan kepada Musa agar mampir ke rumahnya. Menemui ayah sang gadis.
Allah berikan jaminan keamanan kepada Musa, dengan Allah kumpulkan beliau bersama orang soleh (ayah si gadis).
Si ayah menikahkan Musa dengan salah satu putrinya.
Musa mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang aman di kota Madyan.
Setelah tinggal sekitar 10 tahun di negeri Madyan, Ketika dalam perjalanan kembali menuju mesir Musa dipanggil dan diajak bicara langsung oleh Allah di lembah Tuwa.
Di lembah ini, Allah berbicara langsung dengan Musa dan mengangkat Musa sebagai Nabi.
Allah jadikan tongkat Musa mukjizatnya. Tongkatnya bisa berubah jadi ular, membelah lautan dan Allah berikan banyak Mukjizat lainnya untuk melawan Firaun.
Allah mengangkat saudara Musa, Harun, sebagai Nabi, yang akan membantu Musa dalam berdakwah.
Allah memenangkan Musa dan Firaun ditenggelamkan di laut merah.
Mari kita perhatikan, KEMENANGAN dan KEBERHASILAN bertubi-tubi yang Allah berikan kepada Musa. Yang semua itu dimulai setelah dia BERDOA dengan PENUH RASA HARAP, mengakui kelemahan dirinya di hadapan Allah dan MERASA SANGAT BUTUH pertolonganNya, berdoa dengan doa terbaik, yaitu memohon agar Allah menurunkan banyak kebaikan untuknya.
DAN seperti itulah adab dalam berdoa yang Allah ajarkan kepada kita, BERDOA DENGAN penuh rasa harap untuk dikabulkan, berdoa dengan disertai pengakuan bahwa DIRI KITA LEMAH dan butuh pertolongan Allah, BERDOA DENGAN disertai keyakinan bahwa HANYA Allah sajalah yang bisa menolong dan mengabulkan doa kita.
Sangat BERBEDA SEKALI dengan doa yang tidak diiringi kehadiran hati, HANYA ucapan dalam bahasa arab di lisan, tanpa ada perasaan butuh kepada Allah. TANPA ADA pengakuan bahwa dirinya lemah. tanpa ada keyakinan yang kuat bahwa doanya pasti Allah kabulkan, BAHKAN malah mengadukan Allah kepada makhluqNya yang lemah dan faqir dengan berkata:
"Aku sudah lama berdoa, aku sudah berdoa berkali-kali tapi Allah tidak mengabulkan doaku"
Kondisi ini yang menjadikan doa kita TIDAK MUSTAJAB. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda [yang artinya]:
"Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahulilah bahwa Allah tidak akan memperkenankan doa dari seorang hamba yang hatinya lalai." [HR. Tirmidzi 3479, Hakim dalam al-Mustadrak 1817]
Semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam.
[Sumber: www.konsultasisyariah.com dengan penambahan dan editing dari redaksi WhatsApp Dakwah Al-Sofwa]
Jan 21, 2014
Cerita Tentang Seorang Bernama Cassie
My name is Cassie. I am 23 years old. I graduated as a qualified nurse this year and was given my first position as a home nurse.
My patient was an English gentleman in his early 80’s who suffered from Alzheimer's. In the first meeting I was given the patient’s record and from it I could see that he was a convert to the religion of Islam, therefore he was a Muslim.
I knew from this that I would need to take into account that some modes of treatment may go against his faith, and therefore try to adapt my care to meet his needs. I brought in some ‘halal’ meat to cook for him and ensured that there was no pork or alcohol in the premises as I did some research which showed that these were forbidden in Islam.
My patient was at a very advanced stage of his condition so a lot of my colleagues could not understand why I was going to such lengths for him, but I understood that a person who commits to a faith deserves that commitment to be respected, even if they are not in a position to understand.
Anyway, after a few weeks with my patient I began to notice some patterns of movement.
At first I thought it was some copied motion he's seen someone do, but I saw him repeat the movement at particular times: morning, afternoon, evening.
The movements were to raise his hands, bow and then put his head to the ground. I could not understand it. He was also repeating sentences in another language, I couldn’t figure out what language it was as his speech was slurred but I know the same verses were repeated daily.
Also there was something strange, he didn’t allow me to feed him with my left hand (I am left-handed).
Somehow I knew this linked to his religion but didn't know how.
One of my colleagues told me about Paltalk as a place for debates and discussions and as I did not know any Muslims except for my patient I thought it would be good to speak to some live and ask questions. I went on to the Islam section and entered the room ‘True Message’.
Here I asked questions regarding the repeated movements and was told that these were the actions of prayer. I did not really believe it until someone posted a link of the Islamic prayer on YouTube.
I was shocked.
A man who has lost all memory of his children, of his occupation, and could barely eat and drink, was able to remember not only actions of prayer but verses that were in another language.
This was nothing short of incredible and I knew that this man was devout in his faith, which made me want to learn more in order to care for him the best I could.
I came into the Paltalk room as often as I could and was given a link to read the translation of the Quran and listen to it.
The chapter of the ‘Bee’ gave me chills and I repeated it several times a day.
I saved a recording of the Quran on my iPod and gave it to my patient to listen to. He was smiling and crying, and after reading the translation I could see why.
I applied what I gained from Paltalk to the care for my patient but I gradually found myself coming to the room to find answers for myself.
I never really took the time to look at my life; I never knew my father, my mother died when I was 3, my brother and I were raised by our grandparents who died 4 years ago, so now it's just the two of us.
But despite all this loss, I always thought I was happy, content.
It was only after spending time with my patient that I felt like I was missing something. I was missing that sense of peace and tranquillity my patient, even through his suffering, felt.
I wanted that sense of belonging and a part of something that he felt, even with no one around him.
I was given a list of mosques in my area by a lady on Paltalk and went down to visit one. I watched the prayer and could not hold back my tears.
I felt drawn to the mosque every day and the Imam and his wife would give me books and tapes and welcome any questions I had.
Every question I asked at the mosque and on Paltalk was answered with such clarity and depth that I could do nothing but accept them.
I have never practiced a faith but always believed that there was a God; I just did not know how to worship Him.
One evening I came on Paltalk and one of the speakers on the mic addressed me. He asked me if I have any questions, I said no. He asked if I was happy with the answers I was given, I said yes.
He asked then what was stopping me from accepting Islam, I could not answer.
I went to the mosque to watch the dawn prayer and the Imam asked me the same question, I could not answer.
I then went to tend to my patient, I was feeding him and as I looked in his eyes I just realized, he was brought to me for a reason and the only thing stopping me from accepting was fear.... not fear in the sense of something bad, but fear of accepting something good, and thinking that I was not worthy like this man.
That afternoon I went to the mosque and asked the Imam if I could say my declaration of faith, the Shahaadah.
He helped me through it and I was shown and guided through what I would need to do next.
I cannot explain the feeling I felt when I said it.
It was like someone woke me up from sleep and I saw everything more clearly.
The feeling was overwhelming joy, clarity and most of all.... peace.
The first person I told was not my brother but my patient.
I went to him, and before I even opened my mouth he cried and smiled at me.
I broke down in front of him, I owed him so much.
I came home and logged onto Paltalk and repeated the Shahaadah for the room.
They all helped me so much and even though I had never seen a single one of them, they felt closer to me than my own brother.
I did eventually call my brother to tell him and although he was not happy, he supported me and said he would be there for me. I couldn't ask for more.
After my first week as a Muslim, my patient passed away in his sleep while I was caring for him. Inna lillaahi wa inna ilayhi raji’oon.
He died a peaceful death and I was the only person with him.
He was like the father I never had and he was my doorway to Islam.
From the day of my Shahaadah to this very day and for every day for as long as I live, I will pray that Allah shows mercy on him and grants him the reward for every good deed I perform in the tenfold.
I loved him for the sake of Allah and I pray each night to become an atom’s weight of the Muslim he was.
Islam is a religion with an open door; it is there for those who want to enter it.... Verily, Allah is the Most Merciful, Most Kind.
* note *
Our sister Cassie passed away in October 2010, Inna lillaahi wa inna ilayhi raji’oon, after she gave dawah to her brother, who accepted Islam Alhamdulillaah.
May Allah SWT grant sister Cassie Paradise, Ameen Ya Rabb.
10 Awesome Vinegar Life Hacks you should know.
Topics covered:
1. Unclogging a drain
2. Removing adhesive residue
3. Getting rid of awful smells.
4. DIY Cleaning Products
5. DIY Fruit fly Trap
6. Getting Wrinkles out of clothing (My favorite)
7. Preventing pets from scratching
8. Make flowers last longer
9. Cleaning your glasses perfectly
10. Removing baked on gunk in a frying pan
Jan 19, 2014
Nikmat BERHARGA yang Terlupa
Dari Ibnu ‘Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ ، الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
“Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhari no. 6412).
Kata Maghbuun dalam hadits di atas pada dasarnya terjadi pada jual beli. Dengan ini Nabi shallallaahu alaihi wasallam ingin menjelaskan bahwa orang rugi secara hakiki adalah orang sehat dan memiliki waktu luang lalu tidak bisa memanfaatkan keduanya. Ibaratnya orang memiliki permata yang sangat mahal lalu ditukar dengan kotoran hewan yang tidak berharga.
Ibnu Baththal rahimahullah berkata, Maksud hadits ini adalah seseorang tidak akan memiliki waktu senggang sampai ia berkecukupan secara ekonomi serta berbadan sehat. Barangsiapa yang memperoleh hal tersebut (berkecukupan dan berbadan sehat) maka hendaklah ia bertekad agar tidak rugi dengan cara mensyukuri nikmat yang Allah berikan kepadanya. Di antara syukur kepada-Nya adalah dengan mentaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Barangsiapa meremehkan hal ini, dialah orang yang rugi.
Ibnul-Jauzi rahimahullah berkata,Terkadang ada orang yang memiliki badan sehat namun tidak memiliki waktu luang disebabkan oleh pekerjaannya. Terkadang juga ada orang yang kaya tetapi dia sakit. Jika ada orang yang memiliki kedua hal tersebut, lalu dia malas untuk berbuat taat, maka dialah orang yang rugi.
Untuk lebih jelasnya, dunia ini adalah ladang, di sana ada perniagaan yang keberuntungannya akan nampak di akhirat. Barangsiapa menggunakan waktu luang dan waktu sehatnya untuk berbuat taat kepada Allah, maka dia adalah orang yang berbahagia. Barangsiapa yang menggunakannya untuk berbuat maksiat maka dialah orang yang rugi. Karena waktu luang akan diikuti oleh kesibukan dan sehat akan diiringi oleh sakit.
Nabi shallallaahu alaihi wasallam membuat permisalan bagi mukallaf (yang telah dibebani beban syariat) dengan seorang pedagang yang punya modal. Kesehatan dan waktu luang adalah modal. Maka semestinya seorang hamba mengisinya dengan keimanan dan memerangi hawa nafsu dan setan, supaya meraih keuntungan di dunia dan akhirat. Janganlah dia mentaati hawa nafsu dan setan agar modal dan keuntungannya tidak hilang sia-sia. Kehilangan modal dan keuntungan adalah kerugian yang besar.
Oleh karena itu para Salafush-Shalih lebih tamak terhadap waktu dibandingkan kita. Di antara kita ada yang TIDAK TAHU bagaimana memanfaatkan waktunya, bagaimana mengisi waktu luangnya? Kita terkadang mendengar dua orang yang berkata kepada temannya: Ayo kita HABISKAN waktu, atau menghilangkan waktu. Sementara pada salaf sangat tamak pada menit, bahkan detik waktu. Kita lihat mereka saling menasihatkan hal itu.
Inilah dia Ibnul-Jauzi rahimahullah yang berkata kepada putranya, Wahai anakku, barangsiapa yang mengucapkan subhaanallaahi wabihamdihi maka ditanamkan untuknya satu pohon kurma di surga. Perhatikanlah, orang-orang yang menyia-nyiakan waktunya, alangkah BANYAK pohon kurma di Surga YANG disia-siakan.
Semoga bermanfaat. Wallaahu a'lam.
[ Disadur dari abul-jauzaa . blogspot . com ]
Nanotechnology Military Air Force Applications
Doa Agar Hujan Tidak Memberikan Dampak Buruk
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan :
Seseorang masuk dari pintu ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tengah khutbah jum'at. Dia menghadap Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sambil berdiri. Dia mengatakan, "Ya Rasulullah, banyak ternak yg mati, dan jalan terputus. Karena itu, berdoalah kepada Allah agar Dia menahan hujan."
Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat kedua tangannya, dan berdoa,
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الآكَامِ وَالجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
ALLAHUMMA HAWAALAINA WA LAA ’ALAINA. ALLAHUMMA ’ALAL AAKAMI WAL JIBAALI, WAZH ZHIROOBI, WA BUTHUNIL AWDIYATI, WA MANAABITISY SYAJARI
“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tdk di atas kami. Ya Allah turunkan hujan di bukit2, pegunungan, dataran tinggi, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.” Tiba2 hujan langsung berhenti. Kami keluar masjid di bawah terik matahari. (HR. Bukhari – Muslim).
Dari hadis di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa ketika terjadi banjir, akibat terlalu sering hujan. Doa ini bisa dibaca dalam kondisi banjir spt yg terjadi di ibu kota. Dgn harapan, semoga Allah tdk menimpakan hujan itu sebagai adzab, namun menjadi rahmat. Hujan itu turun di tempat yg subur dan bermanfaat bagi tanaman.
Ibnu Daqiqil Id ketika menjelaskan hadis ini mengatakan,
Hadis ini merupakan dalil bolehnya berdoa memohon dihentikan dampak buruk hujan, sebagaimana dianjurkan untuk berdoa agar turun hujan, ketika lama tdk turun. Karena semuanya membahayakan. (Ihkam Al-Ahkam, 1/357)
Jika doa di atas terlalu panjang, bisa membaca bagian depan:
اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا، وَلاَ عَلَيْنَا
ALLAHUMMA HAWAALAINA WA LAA ’ALAINA
Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan tdk di atas kami.”
Allahu a’lam
Ust. Ammi Nur Baits
www.KonsultasiSyariah.com
Jangan lupa doa ketika turun hujan "Allahumma shayyiban nafi'an"
Jan 14, 2014
Bergaul
Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda:
الْمُؤْمِنُ الَّذِي يُخَالِطُ النَّاسَ وَيَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يُخَالِطُ النَّاسَ وَلَا يَصْبِرُ عَلَى أَذَاهُمْ.
“Orang yg beriman, yg ia berbaur (berinteraksi) dengan manusia & bersabar atas perbuatan buruk mereka, lebih besar pahalanya daripada seorang yg beriman, yg tak berbaur (berinteraksi) dengan manusia & tidak sabar atas tindakan buruk mereka.”
(HR. At-Tirmizi no. 2507, Ibnu Majah no. 4022, & dinyatakan shahih oleh Al-Albani dlm Shahih Al-Jami’ no. 6651)
Pelajaran dari Hadits diatas:
Seorang Muslim/Muslimah yg beriman seharusnya adalah hidup bermasyarakat & tidak Eksklusif atau mengasingkan diri hanya dengan berbaur pada kelompok atau komunitas tertentu saja.
Seorang yg beriman haruslah menjadi sosok Tauladan dalam Masyarakat, mencontohkan Akhlaq yg baik & bisa mendakwahkan mereka kepada Islam yg sesungguhnya walau itu pastilah sangat berat.
Bersabar dalam mendakwahi mereka & tetaplah bersikap lemah lembut serta memberikan hikmah dalam pergaulan.
Jangan Mahal senyum..!!
Jangan Sombong..!!
Jangan merasa diri lebih Mulia..!!
Apalagi Laa Salam wa Laa Kalam.
Gak Mau ucap Salam & gak mau tegur sapa..
Maka jangan salahkan jika mereka menilai negatif..
Berdakwahlah kepada Masyarakat..
Merekapun berhak mendapatkan Hidayah seperti kita & semoga Alloh memberi Mereka Hidayah dengan dakwah Kita.
Ditulis oleh Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri حفظه الله تعالى
Jan 13, 2014
Aplikasi Android, Swiftkey
Android menyediakan berbagai aplikasi baik ia gratis maupun ia berbayar. Satu aplikasi yang menyediakan keduanya, gratis dan berbayar adalah aplikasi keyboard yang presisi. Aplikasi itu namanya swiftkey. Menarik memang aplikasi ini, mengetik dipapan kaca htc berasa mengetik di atas tuts iphone.
Secara keseluruhan, cukup puas saya menggunakan aplikasi ini, sekarang lagi demen demennya nih ngetik di htc one menggunakan swiftkey, termasuk update tulisan ini di blog.
#recommendedapplicationforyourandroid
Jan 12, 2014
Cara Membuat Lem Kanji
Alat & Bahan,
Panci, Tepung Kanji, Air, Cuka
Cara Membuat, Masukkan 100 gr tepung kanji dan 150 ml air ke dalam panci. Panaskan bahan-bahan tersebut menggunakan kompor dengan api sedang. Aduk terus sampai merata hingga agak kental. Angkat panci lalu diamkan sejenak. Campurkan cuka ke dalam panci kira-kira 2 sendok makan dan aduk hingga merata. Tiriskan sebentar lem tersebut hingga dingin.
Lem siap digunakan
Sebuah Pengorbanan Dalam Belajar
Sejak kemarin, mas Iffat pingin banget belajar sepeda lagi, dia ajak ayahnya pagi tadi untuk muter komplek. Sholat subuh selesai, mas iffat langsung siapin sepedanya, pompa bannya yang kempis dan minta roda penunjang belakang kiri dan kanan roda utama di lepas.
Singkatnya, tak perlu waktu berapa lama, ia sudah dapat kuasai kendali sepeda itu. Ia terlihat excite, walau belum mahir berputar balik 180°.
Namun selalu ada pengorbanan untuk meraih sesuatu yang lebih baik, setelah mencoba beberapa kali putaran keliling komplek ia terjerembab kedalam selokan pinggir jalan aspalt berpinggiran beton itu.
Semoga lekas sembuh ya nak, jangan putus asa, berlatih lagi setelah kau sembuh. Inshaallah kau akan segera mampu menguasai sepeda itu dan setelahnya utamakan safety riding ...
#catatanmasiffat
Jan 10, 2014
Bagaimana Merapatkan Shoff Ketika Sholat Berjamaa’ah?
Alhamdulillah..sholawat dan salam untuk Rosululloh..amma ba'du!
Saudaraku seislam yang saya cintai, berikut tuntunan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dalam merapatkan shoff ketika sholat berjamaa’ah. Semoga Alloh memberikan kefahaman dan manfaatnya untuk kita semua, aamiin
Dari Anas bin Malik rodhiyallohu ‘anhu dari Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda : “Rapatkanlah shoff kalian. Sesungguhnya aku dapat melihat kalian dari balik punggungku. Dan adalah seorang kami merapatkan pundaknya dengan pundak temannya dan kakinya dengan kaki temannya. [HSR. Bukhori no. 725]
Nu’man bin Basyr rodhiyallohu ‘anhu berkata, “Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam berdiri menghadap orang-orang seraya mengatakan : “Luruskanlah shof-shof ( beliau mengulanginya sebanyak tiga kali ). Demi Alloh kaliau meluruskan shof-shof kalian atau Alloh akan menceraiberaikan hati kalian.” Nu’man berkata :
فَرَأَيْتُ الرَّجُلَ يَلْزَقُ مَنْكِبَهُ بِمَنْكِبِ صَاحِبِهِ وَرُكْبَتَهُ بِرُكْبَةِ صَاحِبِهِ وَكَعْبَهُ بِكَعْبِهِ
“Maka aku melihat seseorang menempelkan bahunya dengan bahu temannya,menempelkan lututnya dengan lutut temannya dan menempelkan mata kaki dengan mata kaki temannya.” [HSR. Abu Dawud dalam sunannya no. 662]
Saudaraku, apa yang dilakukan para sahabat ketika meluruskan shof dan merapatkannya merupakan teladan yang harus kita ikuti. Mereka telah melakukannya di hadapan Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak menegurnya. Hal itu menunjukkan bahwa Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam menyetujui apa yang dilakukan para sahabat. Dan inilah cara meluruskan shof dan merapatkannya yang sempurna dan dikehendaki syariat, meluruskan shof dan merapatkannya seperti malaikat berbaris di hadapan Alloh ‘Azza wa Jalla.
Semoga catatan sederhana ini bermanfaat dan termasuk amal sholeh
Wa shollallohu wa sallama 'alaa Nabiyyinaa Muhammad
Jan 4, 2014
Silent dan Aktifkan Mode Alarm Avanza
Dalam kondisi Disarm mode (alarm tidak aktif atau central doorlock terbuka), tekan gambar speaker, lanjutkan dengan menekan tombol gembok tertutup. Akan terdengar nada sirine atau klason sekali, sebagai sebagai tanda Silent mode alarm sudah aktif.
Ikuti prosedur ini untuk menonaktifkan Silent mode , dengan cara sebaliknya. Pastikan sistem keamanan tidak aktif atau Disarm mode. Lalu, tekan tombol gambar speaker kemudian tekan tombol gembok terbuka. Akan terdengar bunyi sirine dua kali. Tandanya Silent mode sudah tidak aktif.
Trip to Tirip and Malang
Adzan ashar berkumandang sesaat setelah pintu rumah itu kubuka. Alhamdulillah kami mengahiri liburan ini dengan selamat kembali sampai dirumah.
Berawal hari rabu tanggal 25 desember, menuju kalioso, lanjut bermalam di rumah bibi, di desa tirip, kecamatan gondang sragen jawa tengah. Desa yang terletak di lereng sebelah utara gunung lawu. Jangan ditanya, suhu udara di desa ini berkisar 20 derajat celsius.
Melanjutkan perjalanan ke malang, dan menginap hampir satu minggu lamanya, ahirnya kami tiba kembali di home sweet home.
Sebenarnya banyak yg ingin ku ceritakan, namun baru demikian yang dapat kutulis,
nanti kalo sempat ku update tulisan ini, salam.
http://instagram.com/p/idxQR2F3Oq/