Mayor Temon yang baru saja naik pangkat menjadi Mayor sedang menikmati ruang barunya sebagai Ka Ajenrem. Sambil bersiul-siul, dia berkeliling ruangan, terkagum2 dengan pangkat dan jabatan baru yang disandangnya. Lalu terdengar ketukan pintu, "Mohon izin, Ka Ajen." terdengar suara gugup di balik pintu.
Mayor Temon yang ingin menunjukkan kehebatan seorang Mayor sekaligus Ka Ajenrem segera duduk kembali ke kursinya, lalu pura2 sedang sibuk berbicara di telpon, sambil mempersilakan si Sersan masuk ruangan, "Masuk aja, San."
lalu kemudian melanjutkan telponnya lagi,
"Siap Jenderal, saya akan menghadap Jenderal siang ini untuk menyampaikan laporan kenaikan pangkat saya. Terimakasih atas perhatian Jenderal yang begitu besar."
Setelah puas dan merasa berhasil membuat si Sersan terperangah dengan obrolan telpon itu, si Mayor pun menutup telpon, lalu bertanya, "Ada perlu apa, San?"
Sersan merasa gugup dan tidak enak, tapi karena itu tugasnya, dia pun menjawab, "Siap Ka Ajen...telpon di ruangan ini belum tersambung. Saya ditugaskan memasangkan sambungannya....."
Mayor Temon yang ingin menunjukkan kehebatan seorang Mayor sekaligus Ka Ajenrem segera duduk kembali ke kursinya, lalu pura2 sedang sibuk berbicara di telpon, sambil mempersilakan si Sersan masuk ruangan, "Masuk aja, San."
lalu kemudian melanjutkan telponnya lagi,
"Siap Jenderal, saya akan menghadap Jenderal siang ini untuk menyampaikan laporan kenaikan pangkat saya. Terimakasih atas perhatian Jenderal yang begitu besar."
Setelah puas dan merasa berhasil membuat si Sersan terperangah dengan obrolan telpon itu, si Mayor pun menutup telpon, lalu bertanya, "Ada perlu apa, San?"
Sersan merasa gugup dan tidak enak, tapi karena itu tugasnya, dia pun menjawab, "Siap Ka Ajen...telpon di ruangan ini belum tersambung. Saya ditugaskan memasangkan sambungannya....."
0 comments :
Post a Comment