Jan 23, 2013

Perintah Nabi Kepada Laki-Laki Muslim Untuk Memelihara Jenggot

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bukanlah laki-laki yang
berperawakan terlalu tinggi dan tidak juga pendek. Kulitnya tidaklah putih
sekali dan tidak juga coklat. Rambutnya tidak keriting dan tidak lurus.
Allah mengutus beliau sebagai Rasul di saat beliau berumur 40 tahun, lalu
tinggal di Makkah selama 10 tahun. Kemudian tinggal di Madinah selama 10
tahun pula, lalu wafat di penghujung tahun enam puluhan. Di kepala serta
jenggotnya hanya terdapat 20 helai rambut yang sudah putih." (Lihat
Mukhtashor Syama'il Al Muhammadiyyah, Muhammad Nashirudin Al Albani, hal.
13, Al Maktabah Al Islamiyyah Aman-Yordan. Beliau katakan hadits ini shohih)

Pensyari'atan jenggot dalam Islam adalah khusus bagi laki-laki (bukan pada
wanita) dan bagi mereka yang memang Allah karuniai jenggot yang tumbuh di
pipi dan dagunya. Jika memang seseorang yang "dari sananya" tidak tumbuh
jenggot, tentu tidak dikenai kewajiban (memelihara) jenggot. Allah telah
berfirman : "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya," [QS. Al-Baqarah : 286].

Ada begitu banyak hadist Nabi yang menyuruh seorang laki-laki untuk
memelihara jenggot.

"Potong pendeklah kumis dan biarkanlah (peliharalah) jenggot." (HR. Muslim
no. 623)

"Selisilah orang-orang musyrik. Potong pendeklah kumis dan biarkanlah
jenggot." (HR. Muslim no. 625)

"Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong pendek
kumis dan membiarkan (memelihara) jenggot." (HR. Muslim no. 624)

"Pendekkanlah kumis dan biarkanlah (perihalah) jenggot dan selisilah
Majusi." (HR. Muslim no. 626)

Selain dalil-dalil di atas, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam juga sangat
tidak suka melihat orang yang jenggotnya dalam keadaan tercukur.

Ketika Kisro (penguasa Persia) mengutus dua orang untuk menemui Nabi
shallallahu 'alaihi wa sallam. Mereka menemui beliau dalam keadaan jenggot
yang tercukur dan kumis yang lebat. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
tidak suka melihat keduanya. Beliau bertanya, "Celaka kalian! Siapa yang
memerintahkan kalian seperti ini?" Keduanya berkata, "Tuan kami (yaitu
Kisra) memerintahkan kami seperti ini." Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda, "Akan tetapi, Rabb-ku memerintahkanku untuk memelihara
jenggotku dan menggunting kumisku." (HR. Thabrani, Hasan. Dinukil dari Minal
Hadin Nabawi I'faul Liha)

Lihatlah saudaraku, dalam hadits yang telah kami bawakan di atas menunjukkan
bahwa memelihara jenggot adalah suatu perintah. Memangkasnya dicela oleh
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Menurut kaedah dalam Ilmu Ushul Fiqh,
"Al Amru lil wujub"yaitu setiap perintah menunjukkan suatu kewajiban.
Sehingga memelihara jenggot yang tepat bukan hanya sekedar anjuran, namun
suatu kewajiban. Di samping itu, maksud memelihara jenggot adalah untuk
menyelisihi orang-orang musyrik dan Majusi serta perbuatan ini adalah
fithroh manusia yang dilarang untuk diubah.

Berdasar hadits-hadits di atas, memelihara jenggot tidak selalu Nabi kaitkan
dengan menyelisihi orang kafir. Hanya dalam beberapa hadits namun tidak
semua, Nabi kaitkan dengan menyelisihi Musyrikin dan Majusi. Sehingga
tidaklah benar anggapan bahwa perintah memelihara jenggot dikaitkan dengan
menyelisihi Yahudi.

Maka sudah sepantasnya setiap muslim memperhatikan perintah Nabi dan celaan
beliau terhadap orang-orang yang memangkas jenggotnya. Jadi yang lebih tepat
dilakukan adalah memelihara jenggot dan memendekkan kumis.


Dikutip dari, http://bit.ly/144rAOG

0 comments :

Post a Comment